Palu,- Seekor buaya berwarna putih bercampur abu-abu setiap malam hari muncul di permukaan air Sungai Palu, sungai yang membelah dua kecamatan di ibukota Provinsi Sulawesi Tengah itu.
Pantauan di lapangan, Kamis, sudah lebih sebulan terakhir ini, buaya yang diyakini warga setempat sebagai "penjaga "Sungai Palu tersebut setiap malam hari terapung di permukaan sungai di kawasan pemukiman penduduk di kawasan Miangas, Lolu Selatan dan Anoa II Kelurahan Tamalanja.
Setiap malam mulai pukul 08.00 WITA selama beberapa jam , warga dari berbagai penjuru datang ke tempat itu untuk menyaksikan buaya yang memiliki panjang lebih dari empat meter itu.
Bahkan ketika buaya muncul di permukaan air, ada sejumlah warga yang memberikan makanan berupa ayam atau kambing yang sudah mati. Buaya yang tampak jinak langsung saja menerkam setiap makanan yang dilempar warga di dekat mulutnya.
Beberapa warga yang tinggal disekitar bibir Sungai Palu mengatakan, buaya yang putih yang sering muncul dan mereka lihat di Sungai Palu bukanlah buaya biasa, tetapi mahluk jadi-jadian. "Buaya itu makhluk jadi-jadian yang menjaga Sungai Palu," kata Jubir (45) seorang waga yang berdomisili di sekitar sungai Palu.
Menurut dia, jika itu buaya biasa, kemungkinan orang yang mandi, termasuk warga yang setiap harinya mengambil pasir di Sungai Palu pasti sudah dimangsanya. "Tapi selama ini penambang pasir yang mengambil bahan bangunan di Sungai Palu tidak pernah diganggu atau diterkam buaya," katanya.
Sungai Palu merupakan pertemuan antara tiga anak Sungai yaitu Sungai Sombe Lewara, Sungai Kawatuna, dan Sungai Gumbasa. Saban hari puluhan gerobak pasir mengais rejeki di Sungai itu.
Pantauan di lapangan, Kamis, sudah lebih sebulan terakhir ini, buaya yang diyakini warga setempat sebagai "penjaga "Sungai Palu tersebut setiap malam hari terapung di permukaan sungai di kawasan pemukiman penduduk di kawasan Miangas, Lolu Selatan dan Anoa II Kelurahan Tamalanja.
Setiap malam mulai pukul 08.00 WITA selama beberapa jam , warga dari berbagai penjuru datang ke tempat itu untuk menyaksikan buaya yang memiliki panjang lebih dari empat meter itu.
Bahkan ketika buaya muncul di permukaan air, ada sejumlah warga yang memberikan makanan berupa ayam atau kambing yang sudah mati. Buaya yang tampak jinak langsung saja menerkam setiap makanan yang dilempar warga di dekat mulutnya.
Beberapa warga yang tinggal disekitar bibir Sungai Palu mengatakan, buaya yang putih yang sering muncul dan mereka lihat di Sungai Palu bukanlah buaya biasa, tetapi mahluk jadi-jadian. "Buaya itu makhluk jadi-jadian yang menjaga Sungai Palu," kata Jubir (45) seorang waga yang berdomisili di sekitar sungai Palu.
Menurut dia, jika itu buaya biasa, kemungkinan orang yang mandi, termasuk warga yang setiap harinya mengambil pasir di Sungai Palu pasti sudah dimangsanya. "Tapi selama ini penambang pasir yang mengambil bahan bangunan di Sungai Palu tidak pernah diganggu atau diterkam buaya," katanya.
Sungai Palu merupakan pertemuan antara tiga anak Sungai yaitu Sungai Sombe Lewara, Sungai Kawatuna, dan Sungai Gumbasa. Saban hari puluhan gerobak pasir mengais rejeki di Sungai itu.
2 komentar:
Walah2 aya - aya wae, emang tuh sungai habitatnya buaya, jelas2 buayanya ga mangsa orang, lha setiap malem dikasih makanan enak2 sama warga yg nonton kok !!
Gimana Indonesia bisa maju nih kalo gini aja, selalu percaya hal2 klenik, mending sungai habitat buaya dirawat aza, ntar kalo buayanya matek ga ada tontonan lagi dunk !!
buaya ya buaya aja, jgn dikait2kan dgn hal2 gaib dunk...
Posting Komentar