Melihat tuyul


Perbincangan masalah tuyul makin merebak seakan wabah virus yang cepat menyebar. Bahkan seakan tidak ada tema lain lagi selain tuyul. Termasuk teman saya yang satu ini bernama Gimin. Tak henti-hentinya ia menanyakan seperti apa tuyul itu, bagaimana cara melihat dan menangkapnya ?

Penasaran sekali sepertinya Gimin itu tentang tuyul. Hal ini membuat pikiran kecilku menjadi iseng. Dan suatu sore menjelang malam :

"Benar kamu ingin melihat tuyul Min ?" tanyaku
"Mau, mau mas" jawabnya penuh semangat
"Apa kamu nggak takut ?" tanyaku lagi
"Nggak mas" jawabnya
"Ok, kalau begitu mumpung belum gelap kamu cari lampu sentir (lampu minyak) dan piring seng !!!"
"Baik mas"

Gimin langsung bergegas pergi mencari alat yang kubutuhkan. Tak lama kemudian Gimin datang membawa kedua alat itu. Kuajak Gimin masuk rumah. Lampu di dalam rumah sengaja aku matikan. Sedangkan lampu yang dibawa Gimin aku nyalakan. Di atas nyala lampu sentir kudekatkan piring seng itu secara merata. Dengan tujuan agar hangus dari lampu sentir itu nempel merata pada piring seng. Lalu lampu sentir kumatikan agar kembali gelap.

" Sudah siap Min "
" Sudah mas "
" Sekarang kamu lepas semua pakaian yang menempel di badanmu !!!
" Baik mas "

Setelah itu Gimin aku suruh duduk bersila di depanku. Kusuruh Gimin menjulurkan kedua telapak tangannya. Lalu piring seng kugosok-gosokkan di telapak tangannya. Setelah hangus berpindah ke telapak tangan Gimin, piring seng aku taruh.

" Kita berdoa dulu Min, kamu yang mengamini ya !"
" Ya mas "

Aku baca doa ngawur sekenanya yang penting seperti dukun pintar. Dan setelah selesai membaca doa aku suruh Gimin mengusap muka terus kebawah sampai ujung kaki. Kemudian Gimin aku suruh berdiri membelakangi lemari berkaca cermin besar.

" Siap ya Min tuyulnya sudah datang "
" Ya mas "

Kemudian kunyalakan lampu, dan tampaklah tuyul itu berdiri saling membelakangi.

" Lihat Min tuyulnya di belakangmu !!!"

Gimin memutar badannya menghadap kaca cermin.

" Mana mas ? "
" Itu lo besar sekali setinggi kamu "
" Nggak ada mas " katanya
" Itu yang berdiri telanjang didepanmu "

Tak kuat sudah aku menahan tawa, wakakakaka kakaka. Karena tawaku, dan melihat wajahnya penuh hangus membuatnya sadar bahwa dirinya sedang dikerjain.

" Sialan kamu mas, teganya pada diriku !?"

Sambil kembali mengenakan pakaiannya Gimin terus ngomel marah-marah padaku lalu pergi. Tak mampu aku berdiri, perutku sakit menahan tawa. Wuakakakaka kakakaka " tuyulnya lari Min ......

Sejak saat itu Gimin marah tak mau menemuiku. Setiap aku ingin minta maaf, Gimin selalu menghindar. Hampir 1 bulan lamanya Gimin baru mau memaafkan aku.

Jangan ditiru apalagi dipraktekkan cerita ini pada temanmu lo !!!