Kemungkinan terjadinya bayi kembar memang meningkat secara dramatis selama dua dekade ini. Namun tentu, tak semua ibu bisa memenuhi harapannya ini. Ada yang mengatakan bahwa kehadiran bayi kembar hanya terjadi dalam 1 dari 33 kehamilan (ada yang mengatakan 1 dari 80 kehamilan). Namun bila ditinjau secara ilmiah, ada 3 hal yang meningkatkan kemungkinan terjadinya bayi kembar:
Faktor usia. Satu alasan meningkatnya kelahiran bayi kembar di Amerika adalah tren dalam menunda kehamilan. One reason for the increased incidence of multiple births in the United States is the trend toward delaying pregnancy. Kehadiran bayi-bayi kembar ini meningkat di kalangan wanita berusia di atas 35 tahun. Kesempatan Anda memiliki bayi kembar jika usia Anda di bawah 25 tahun kurang dari separuh daripada jika Anda berusia di atas 35 tahun.
Kemungkinan kembar dihadirkan oleh teknologi reproduksi. Anda mungkin belum pernah mendengarnya, namun obat-obatan yang mendukung terjadinya ovulasi (untuk menyuburkan) maupun in-vitro fertilization (IVF) ternyata meningkatkan kemungkinan hadirnya bayi kembar. Selama tahun 1973 hingga 1990, kelahiran kembar meningkat dua kali dibandingkan bayi tunggal, dan kembar tiga dan selebihnya juga meningkat tujuh kali lipat.
Keluarga dekat Anda kembar. Anda bisa memprediksi bahwa Anda mungkin punya kesempatan melahirkan bayi kembar sebelum Anda dinyatakan hamil, jika keluarga Anda memiliki keturunan kembar fraternal (dizygotic). Kebalikan dengan apa yang diyakini oleh sebagian orang, Anda tidak perlu melewati satu generasi dulu untuk mendapatkan kesempatan tersebut. Jika ibu atau nenek Anda kembar, Anda pun mungkin mewarisi gen yang menyebabkan Anda melepaskan lebih dari satu telur dalam sekali waktu, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan bayi kembar.
Program bayi tabung dan risikonya
Seperti yang telah disebut tadi, bayi kembar juga bisa diperoleh dari program bayi tabung, atau IVF. Salah satu pasangan yang disebut-sebut menjalani prosedur ini adalah Angelina Jolie dan Brad Pitt. Dilaporkan oleh majalah US Weekly, bayi mereka yang lahir setahun lalu di Nice, Perancis, yaitu Knox dan Vivienne, merupakan hasil program IVF. Angelina dikabarkan ingin meminimalisasi kesulitan yang dihadapi saat hamil. "Dengan IVF, Angelina tidak perlu menghadapi stres saat berusaha untuk hamil," ujar sebuah sumber dari US Weekly. Angelina, yang selalu mengatakan ingin punya banyak anak, menyangkal laporan tersebut.
Program bayi tabung kini memang tidak lagi dijalani oleh wanita yang sulit memiliki anak, tetapi juga oleh pasangan yang ingin punya anak kembar. Yang menjadi pertimbangan adalah, usia sudah semakin beranjak naik, program kesuburan tak juga membuahkan hasil, sekalian saja membayar prosedur IVF yang mahal untuk mengusahakan kehadiran bayi; tak cuma satu, tetapi dua. Kalau si ibu ternyata melahirkan satu bayi, atau dua bayi (kembar), ongkosnya tetap sama (biaya bervariasi, di kisaran Rp 30-60 jutaan).
Namun menurut para dokter, program ini juga berisiko. Dibandingkan dengan satu bayi, mengandung dua bayi atau lebih juga menyimpan risiko masalah kesehatan, termasuk kelahiran prematur, bayi dengan bobot kurang, dan cacat pada bayi.
"Pasien biasanya hanya fokus pada usaha menjadi hamil dengan segala cara dan bentuk, sehingga apa yang berkenaan dengan (risiko) kembar tidak begitu dipikirkan," ujar Alan Peaceman, MD, profesor dan kepala pengobatan janin di Northwestern University Feinberg School of Medicine. "Kadang-kadang, mereka juga tidak memahami bahwa risiko itu bisa sangat buruk."
Karena itu, banyak dokter yang menolak mengusahakan janin kembar karena faktor risikonya. Ingin tahu apa saja risikonya:
* Kematian bayi: Bayi kembar lima kali lebih berpotensi meninggal dunia setelah usia 1 bulan daripada bayi tunggal.
* Lahir prematur: Menurut Centers for Disease Control (CDC), 60% bayi kembar di Amerika yang lahir pada tahun 2006 dilahirkan prematur. Sedangkan bayi tunggal hanya 11% yang lahir prematur. Ada pun 12% bayi kembar lahir sangat prematur (saat kehamilan berusia 32 minggu), dibandingkan dengan bayi tunggal yang hanya 2%.
* Bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah): CDC melaporkan bahwa sekitar 58% bayi kembar di Amerika yang lahir tahun 2006 mengalami BBLR, sedangkan bayi tunggal hanya 6%. Kemudian 10% bayi kembar mengalami BBLR sangat rendah, sementara bayi tunggal hanya 1%.
* Bayi dengan cacat otak, termasuk cerebral palsy, adalah risiko yang dialami bayi lahir prematur.
* Risiko untuk ibu: Wanita dengan bayi kembar berisiko tinggi mengalami preeklamsia, diabetes semasa kehamilan, dan pendarahan sebelum dan sesudah melahirkan, dibandingkan dengan wanita yang melahirkan bayi tunggal.
Survei juga menunjukkan bahwa ketika pasien yang pertama kali datang ke klinik atau rumah sakit untuk menjalani program bayi kembar via IVF adalah sebanyak 29%. Namun setelah berkonsultasi dengan dokter dan mengetahui risikonya, pasien yang tetap menginginkan program bayi kembar via IVF menurun menjadi 11%.
Tentu, melalui konsultasi kita juga bisa mengetahui apakah diri kita memenuhi persyaratan untuk menjalani program ini. Pada akhirnya, semua keputusan ada pada Anda dan pasangan.
0 komentar:
Posting Komentar