Ada sebagian orangtua yang merasa selalu benar dan tak bisa dibantah. Dengan begitu, si kecil sulit merasa dekat dan mau mengungkapkan isi hati dan pikirannya. Namun, ternyata bisa, kok, bersahabat dengan buah hati. Asal, tahu triknya.
1. Ungkapkan Rasa Cinta
Suka atau tidak, bagi yang hidup di kota besar, Anda hidup di tengah masyarakat yang penuh tuntutan. Salah satunya, Anda harus bekerja atau berkarier. Terkadang anak merasa, ia harus melakukan sesuatu agar selalu dicintai.
Anak lalu sulit membedakan siapa dirinya dan apa yang harus ia lakukan. Sayangnya, Anda terlalu sering menambahkan keragu-raguannya ini dengan memberi pujian kepadanya jika ia berhasil memenangkan suatu pertandingan.
Ini memang tak salah, tapi juga harus seimbang dengan menghargai nilai dirinya tanpa syarat.
Salah satunya, cukup katakan kepada anak, “Kamu tahu tidak, di antara kita sering ada perbedaan pendapata. Tapi terlepas dari itu semua, kamu adalah satu-satunya milik Mama yang paling berharga. Kamu tak perlu bilang apa-apa, Mama hanya ingin kamu tahu.”
Rahasia agar pernyataan ini melekat di hati anak adalah segera alihkan pembicaraan, misalnya, “Oya, kamu lihat novel yang tadi Mama baca, yang sampulnya berwarna merah tua?” lalu tinggalkan ruangan, atau buat anak merasa nyaman untuk tidak merespons atas apa yang sudah Anda katakan.
2. Beri Kesempatan Memilih
Jika mungkin, biarkan anak melatih keterampilan dalam mengambil keputusan, dengan memberi beberapa pilihan. Cara ini bisa membantu, terutama bagi anak-anak yang punya kesulitan dalam menyelesaikan tugas.
Anak-anak akan lebih mudah memulai dan menyelesaikan tugas jika ia yang memilih. Misalnya, berikan anak 5 kartu, di setiap kartu tuliskan tugas yang harus dikerjakan.
Katakan kepadanya, jika ia mulai menyelesaikan tugas yang tertulis dalam 10 menit, cukup hanya 3 tugas yang perlu diselesaikannya, 2 kartu lainnya dikembalikan. Pendekatan ini tak hanya menghilangkan perselisihan, tapi juga memberikan pandangan kepada anak, ini merupakan cara yang cukup adil dan masuk akal.
3. Beri Tanggung Jawab
Jika memiliki anak yang kritis pada cara Anda melakukan berbagai hal, berikan kesempatan kepadanya untuk melakukannya. Berikan sejumlah panduan dan fasilitas.
Tak berarti kegiatan yang dipilihnya akan dinikmati semua anggota keluarga, tapi cara ini bisa menghilangkan keluhan yang biasa ia lontarkan. Pastikan anak tahu, Anda mengharga usahanya.
Cara lain mengajari anak bertanggung jawab adalah dengan menyediakan papan pesan. Tuliskan hal-hal penting, seperti janji ke dokter atau les piano. Setiap anggota keluarga diharapkan membaca pesan ini dan setiap hari bertanggung jawab terhadap pesan yang tertera.
Kalimat “Saya tidak tahu!” bukan merupakan alasan. Berikan tugas bagi setiap anggota keluarga untuk menuliskan pesan selama seminggu secara bergantian. Strategi ini juga memastikan anak bertanggung jawab untuk tidak lupa. Sekali lagi, jangan lupa menghargai usahanya.
4. Buat Tugas Semenarik Mungkin
Tak ada aturan yang mengatakan, tugas rumah tangga harus menyebalkan dan tak ada habis-habisnya. Namun, memang merupakan kenyataan, konflik sering terjadi antara anggota keluarga ada di sekitar masalah tugas rumah tangga (termasuk PR). Jika anak bisa menetapkan waktunya untuk melakukan tugas rumah tangga dan menyelesaikannya, jangan lupa berikan hadiah.
Hadiah bisa berupa uang saku lebih atau diizinkan untuk tidur lebih malam dari biasanya. Cara ini tak hanya membuat tugas rumah tangga diselesaikannya, tapi juga dilakukannya dengan senang hati.
5. Tak Perlu Bersikap Jaim (Jaga Imej)
Nikmati peran sebagai orangtua. Waktu sangat cepat berlalu. Jika terlalu kaku, Anda akan menyesalinya. Miliki rasa humor. Spontanitas merupakan sumber luar biasa untuk bersenang-senang, dan jika dilakukan dengan keyakinan yang baik, pasti bisa memperbaiki hubungan.
Rbutan makanan dan main perang-perangan memang berantakan, tapi bila dipadati dengan kegembiraan dan susai bercanda dan bermain, dengan senang hati semuanya pasti akan ikut merapikannya.
Biarkan anak tahu, orangtuanya tidak sempurna. Dukung anak untuk berterus terang jika Anda melakukan atau mengatakan sesuatu yang mengganggu atau menyakiti hatinya.
Jika Anda salah, mintalah maaf. Tunjukkan kepada anak, setiap orang bisa melakukan kesalahan, dan orang yang bertanggung jawab dan mencoba memperbaiki kekeliruannya adalah orang yang berjiwa besar untuk mau berterus terang dan meminta maaf.
6. Beri Teguran Provokatif
Terkadang Anda memang harus bisa bertindak lebih keras. Jika Anak setiap pagi bertugas membuang sampah tapi sering tak dilakukan, ada baiknya Anda memberi teguran lebih keras.
Misalnya, “Riza, Mama harap kamu tidak lupa membuang sampah pagi ini. Kalau kamu tidak melakukannya, malam ini Mama perlu membahasnya denganmu.” Jika si kecil tidak ingin membahasnya, pasti ia akan langsung bergerak dan membuang sampah.
Anak terkadang merasa, jika ia melakukan hal dengan benar, tak ada yang memerhatikannya. Maka, tunjukkan Anda memerhatikannya. Hargai usaha anak, ungkapkan penghargaan dan interpretasikan pendapat Anda terhadap arti perbaikan dan kemajuan.
Misalnya, “Adit, minggu lalu kan Mama tak perlu mengingatkan bikin PR, tapi kamu mengerjakannya dengan baik. Mama senang sekali, kamu sudah lebih bertanggung jawab dan melakukan tugas dengan baik.”
2 komentar:
oke dech saya ingin mengikuti yang anda sarankan
Bagus banget nih tipnya. Sangat bermanfaat untuk meningkatkan kedekatan dengan anak...
Posting Komentar