img

Situbondo, Perut sakit karena masalah pencernaan atau penyakit kronis itu sudah lazim. Tapi bagaimana jika sakit teramat perih itu karena ada benda-benda logam yang bersarang. Dokter tak mampu mendeteksi penyakitnya dan akhirnya nyawa Cicin Listia Vitasari melayang. Duka mendalam menyelimuti keluarga Cicin Listia Vitasari (30), warga Desa Demung, Kecamatan Besuki Situbondo. Setelah dirawat sepekan, akhirnya wanita yang di dalam perutnya ditemukan benda tajam silet dan kawat logam meninggal dunia.

Cicin meninggal dunia sekitar pukul 01.10 WIB di RSUD Situbondo, Sabtu (29/82009) dini hari sebelum dirujuk ke RSU dr Soetomo Surabaya. Sementara bapak Cicin, HM Suwalis mengaku shock dan tidak tega melihat anak perempuannya meninggal dalam kondisi sakit. Suwalis menuding dokter tidak segera melakukan operasi bedah terhadap anaknya.

"Beberapa hari anak saya dirawat di rumah sakit apa gunanya, kalau dokter tidak segera melakukan operasi. Tapi kami rela anak kami harus kembali kepada sang pencipta," terangnya saat ditemui detiksurabaya.com di rumahnya.

Kondisi kesehatan terakhir Cicin memang sangat lemah, selain tekanan darah yang turun drastis, hemoglobin tubuh juga dalam kondisi turun. Selain itu sesak yang dialaminya juga semakin parah.

Sementara pihak rumah sakit membantah jika dokter kurang tanggap. Bahkan rencananya hari ini Cicin akan dibawa ke RSUD dr Soebandi Jember untuk menjalani CT-Scan. "Rencananya memang akan kami bawa ke Jember, untuk dilakukan CT-Scan sebelum akhirnya dilakukan operasi bedah," Kabag Humas RSUD Situbondo, Imam Hidayat Skep saat ditemui di kantornya.

"Dia memang mengalami infeksi saluran kencing akut, tadi malam dia sudah mulai tidak mau makan dan kondisinya terus melemah, hingga akhirnya meninggal dunia," terangnya.
Sebelum meninggal, Cicin sempat mengerang kesakitan pada bagian perutnya. Segala upaya tim medis yang menanganinya sudah maksimal, namun hasilnya tetap saja tidak bisa menyelamatkan nyawanya.

Sebelumnya 3 bulan lalu, Cicin Listia Vitasari (30) tergolek lemah. Orangtuanya membawa ke rumah sakit dan ditemukan perutnya berisi sejumlah benda sejenis logam. Parahnya, logam itu berupa benda keras semacam silet, tusuk konde, biji streples, kawat dan jepit rambut.

Saat datang 18 Agustus 2009 lalu, Cicin dengan ditemani orang tuanya datang ke rumah sakit dan mengeluh perutnya sakit serta susah bernafas. Setelah dilakukan rontgen, ditemukan beberapa benda logam di perut. Lalu 27 Agustus lalu, dokter kembali melakukan rontgen dan hasilnya sangat mengejutkan, ternyata silet dan jepit rambut telah hilang. Namun logam sejenis kawat dan biji streples masih tampak terlihat.

Sudah tiga bulan terakhir, Cicin harus tergolek lemah di ruang perawatan Dahlia RSUD Situbondo. Cicin sebelumnya tampak lesu, selang infus dan transfusi darah menancap di lengan kirinya. Bahkan kedua lubang hidungnya harus diberi selang oksigen.

Semua barang logam yang bersarang di tubuh Cicin terungkap, setelah tim medis melakukan foto rontgen perutnya. Dokter tidak mengetahui jenis penyakit apakah yang diderita Cicin. Dokter Setijohadi mengaku tidak bisa menjawab dari ilmu medis. Sebab pihaknya telah bertanya kepada keluarga, apakah sebelumnya Cicin sengaja menelan logam-logam tersebut. Namun pihak keluarga hanya menggeleng.

"Biasanya kalau di perut ada logamnya, pasti sakitnya minta ampun, tapi ini terlihat tidak lerlalu sakit, justru pasien hanya mengalami sesak nafas," terangnya.

Atas penyakit tersebut, tim dokter pernah menyarankan agar pasien dirujuk ke RSU dr Soetomo di Surabaya. Sebab tim medis di RSUD Situbondo tidak berani melakukan operasi pembedahan, karena kondisi kesehatan korban yang lemah.

Namun ayah pasien, HM Suwalis mengaku tidak mampu membawa anaknya ke Surabaya, alasannya kerana terkendala biaya. "Kami harus meminta bantuan kepada siapa, agar anak saya ini bias segera dilakukan operasi, sebab anaknya terlihat semakin parah saja," ungkapnya ketika itu.