img
Jakarta, 'Selamat malam, mimpi yang indah ya'. Seringkali kita dapat ucapan tidur seperti itu. Tapi jarang-jarang orang bisa bermimpi ketika tidur. Karena memang mimpi tidak datang begitu saja. Ada tahapan-tahapan tidur sebelum berbuah menjadi mimpi.

Mimpi yang menyenangkan umumnya tidak membuat orang merasa terganggu. Namun jika mimpinya buruk orang merasa tidurnya jadi tidak nyenyak.

Mimpi yang muncul bisa diakibatkan oleh beberapa hal yang mungkin saling berhubungan. Mimpi bisa saja menceritakan sebuah cerita, seperti adegan televisi atau cerita dalam sebuah novel.

Mimpi bisa berhubungan dengan sesuatu yang terjadi pada dirinya. Mimpi juga bisa berhubungan dengan harapan atau ketakutan yang dialami oleh orang tersebut di kehidupan nyatanya dan mimpi juga bisa menjadi sebuah pertanda.

Untuk bisa mengalami sebuah mimpi, seseorang harus melewati beberapa tahapan terlebih dahulu, seperti dikutip dari HowStuffWorks, Senin (5/10/2009), yaitu:
Tahap 1: 4 persen sampai 5 persen, kondisi orang mulai tertidur ringan dan aktivitas otot sedikit menurun.
Tahap 2: 45 persen sampai 55 persen, pola irama jantung dan nafas mulai teratur serta menurunnya temperatur tubuh.
Tahap 3: 4 persen sampai 6 persen, mulai tidur lebih dalam dan otak mulai mempersiapkan untuk menghasilkan gelombang delta.
Tahap 4: 12 persen sampai 15 persen, tidurnya semakin dalam, nafas mulai teratur, aktivitas otot semakin terbatas dan otak sudah menghasilkan gelombang delta.
Tahap 5: 20 persen sampai 25 persen, gerakan mata serta gelombang otak semakin cepat, otot mulai rileks, irama jantung meningkat, napas menjadi cepat dan pendek, maka mimpi pun terjadi.

Jika semua tahapan itu sudah dilalui, maka manusia baru bisa mengalami mimpi. Jadi mimpi atau bunga tidur tidak bisa terjadi dalam waktu singkat, melainkan harus melewati kelima tahapan tersebut.